LightBlog

Agar penuntut ilmu berhasil dalam belajarnya di bawah manhaj Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabat, maka hendaknya me...

KIAT BELAJAR ISLAM YANG BENAR



Agar penuntut ilmu berhasil dalam belajarnya di bawah manhaj Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabat, maka hendaknya mereka memperhatikan dan mempraktekkan 6 perkara di bawah ini :

(1). Dengan bertakwa kepada Allah, yang nantinya ia akan diberikan furqan (adanya kemampuan untuk membedakan antara yang haq dan bathil)

Allah 'Azza wa Jalla berfirman :

"Wahai orang-orang beriman, jika kamu bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan memberikan kepadamu "FURQAN", dan akan menghapus segala kesalahanmu, dan mengampuni (dosa-dosa)mu. Dan Allah memiliki karunia yang besar" (QS. Al-Anfal [8]: 29)

Bertakwa merupakan perkara yang bisa menopang keberhasilan menuntut ilmu. Dahulu Imam asy-Syafi’i mengeluhkan jeleknya hafalannya kepada gurunya yang bernama Imam Waqi’ :

شَكَوْت إلَى وَكِيعٍ سُوءَ حِفْظِي فَأَرْشَدَنِي إلَى تَرْكِ الْمَعَاصِي وَأَخْبَرَنِي بِأَنَّ الْعِلْمَ نُورٌ وَنُورُ اللَّهِ لَا يُهْدَى لِعَاصِي

"Aku pernah mengadukan kepada Waki’ tentang jeleknya hafalanku. Lalu beliau menunjukiku untuk meninggalkan maksiat. Beliau memberitahukan padaku bahwa ilmu adalah cahaya dan cahaya Allah tidaklah mungkin diberikan kepada ahli maksiat" (I’anatuth Tholibin II/190).

(2). Dengan banyak belajar menimba ilmu kepada para ulama atau ustadz yang memiliki manhaj dan aqidah yang benar, yaitu mereka yang mengajak umat untuk kembali kepada cara beragama yang benar, yang telah dicontohkan dan diajarkan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan para sahabat, serta orang-orang setelahnya yang mengikuti manhaj mereka dalam kebaikan.

(3). Dengan banyak berdoa kepada Allah Ta'ala agar terus diberikan hidayah dan taufik, sehingga terhindar dari kesesatan dan kesalahan.

اللَّهُمَّ انْفَعْنا بِمَا عَلَّمْتَنا وَعَلِّمْنا مَا يَنْفَعُنا وَزِدْنا عِلْمًا

"Ya Allah, berikanlah manfaat pada ilmu yang telah Engkau ajarkan kepada kami dan ajarkanlah hal-hal yang bermanfaat untuk kami dan tambahkanlah kami ilmu"

(4). Dengan melihat kepada dalil atau keterangan yang ada dalam al-Qur'an, as-Sunnah dan perkataan para sahabat yang dianggap sebagai dalil pokok dalam pengambilan hukum. Siapapun yang berbicara tentang agama tanpa dalil, maka dipastikan bahwa ia akan salah dalam memahami agama.

(5). Memahami dalil sesuai dengan yang diinginkan oleh Allah Ta’ala dan Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam serta apa yang dipahami oleh para sahabat. Bukan sesuai dengan akal, perasaan, hawa nafsu dan budaya serta ridho dan syahwat manusia. Jika dalil dipahami dengan cara itu semua maka pasti akan bermasalah, karena setiap manusia pasti berbeda keinginan dan pemahamannya.

Syaikh Muqbil bin Hadi rahimahullah berkata :

من الناس من يستفتي أهل العلم، فإن كانت الفتوى توافق هواه قبلها، وإلا أعرض عنها، وهذه صفة من صفات اليهود

"Sebagian orang ada yang meminta fatwa kepada para ulama, maka jika fatwa tersebut sesuai dengan hawa nafsunya dia pun menerimanya dan jika tidak maka dia berpaling darinya. Dan yang semacam ini termasuk sifat Yahudi" (Riyaadhul Jannah hal 17)

(6). Dengan kesungguh-sungguhan mengamalkan ke 5 point di atas, maka insya Allah seorang penuntut ilmu akan mudah memahami Islam dan as-Sunnah, serta mampu membedakan antara yang haq dan bathil.

Yahya bin Abi Katsir rahimahullah berkata :
لا ينال العلم براحة الجسد
"Ilmu tidak akan di dapat dengan cara bersantai-santai" (Tadrib ar-Rawi II/141).

Imam asy-Syafi'i rahimahullah berkata :
من لا يحب العلم لا خير فيه
"Barangsiapa yang tidak mencintai ilmu, maka tidak ada kebaikan padanya" (Tarikh Dimasyqa XV/407).

Abdul Wahid bin Zaid rahimahullah berkata :
مَنْ عَمِلَ بِمَا عَلِمَ فَتَحَ اللهُ لَهُ مَا لاَ يَعْلَمُ
"Barangsiapa mengamalkan ilmu yang telah ia pelajari, maka Allah akan membukakan untuknya perkara yang sebelumnya ia tidak tahu" (Hilyatul Auliyaa’ VI/163).



from kontra narasi islam https://ift.tt/2lQ6sed
via IFTTT

0 comments:

Pastinya pernah mendengar film Kingdom of Heaven kan ? atau mungkin meluangkan sedikit waktu untuk menonton film yang disutradarai oleh...

Sebuah Pesan damai dari Film Kingdom Of Heaven ..

Pastinya pernah mendengar film Kingdom of Heaven kan ? atau mungkin meluangkan sedikit waktu untuk menonton film yang disutradarai oleh Ridley Scott ( Gladiator, Hannibal, Black Hawk Down ) ini. Film yang menceritakan tentang perang salib ini banyak dikritik oleh dunia barat. 

Sejak peristiwa 9/11 citra agama Islam sangatlah buruk di dunia barat terutama di USA. Sedangkan sampai sekarang pun masih belum jelas dan jadi bahan gunjingan mengenai siapa dalang sebenarnya dibalik peristiwa yang menyebabkan ribuan orang tewas ini. Kalau saja kita sedikit mau berpikir tidak menarik kesimpulan sesederhana satu ditambah satu sama dengan dua, mungkin ada banyak factor yang bisa kita telaah.

Kembali ke Kingdom of Heaven, ada satu scene dimana Balian of Ibelin ( Orlando Bloom ) dan Salahuddin Al Ayyubi .: disitu jadi Saladin :. (Ghassan Massoud) Bertatap muka setelah tentara Muslim mendesak berhasil memukul pasukan Balian of Ibelin. Kurang lebih dialognya seperti ini ;

Saladin              : Bawalah pergi Ratumu dan rakyatmu yang ingin pergi ke negeri negeri Kristen terdekat, kami akan menjamin keselamatan kalian sampai ke kapal.
Balian of Ibelin  : Tapi ketika pasukan salib merebut Jerusalem dari kaum muslim, mereka membantai seluruh kaum muslim dan memenggal kepala mereka di benteng benteng.
Saladin              : aku Saladin, bukan mereka. Bawa pergi Ratumu dan rakyatmu yang ingin pergi.
Balian of Ibelin  : Assalammualaikum 
Saladin              : May the peace be with you. 

Saya sempat tertegun menyaksikan adegan itu, tadinya saya pesimis akan film ini. Saya menganggap film ini sama dengan film film Hollywood lainnya yang cenderung mendiskreditkan Islam.  Out of my expectation, karakter Salahudin Al Ayubi digambarkan sebagian besar seperti dalam sejarah sejarah agama islam yang saya baca. Bahwa dia adalah panglima perang yang sebenarnya cinta damai. Seorang Ridley Scott, sutradara yang terkenal, keberaniannya menampilkan film ini yang secara tidak langsung menyuarakan sedikit pembelaan terhadap dakwaan yang dijatuhkan kepada Islam secara berlebih patut diacungi jempol. Walaupun akhirnya menuai kritik dari berbagai pihak. 

Yang patut kita teladani adalah, cara Rasulullah SAW bersikap, menyikapi perbedaan yang ada, menyikapi orang orang yang membencinya. Menyikapi segala sesuatu dengan hati dan pikiran yang jernih. Jangan menanggapi provokasi yang dilakukan pihak pihak yang hendak memancing di air keruh maupun pihak pihak yang  berpikiran sempit atau picik. Berjihad untuk membantai sesama manusia tidak akan membuat kita menjadi lebih baik dari orang orang yang kita bantai. 

Kembali ke Salahuddin Al Ayyubi sendiri, terus terang saya sangat tertarik dengan karakter panglima perang ternama ini.

Dari beberapa blog yang membahas mengenai beliau, ada yang mengatakan bahwa Salahuddin Al Ayyubi adalah penggagas adanya Maulid Nabi untuk membakar semangat kaum muda mudi muslim. Bahkan satu hal yang mencengangkan, selain dari sejarah yang dibuatkan movie scene diatas , ketika Raja Inggris, Raja Perancis dan Kaisar Jerman bersatu untuk merebut kembali Jerusalem dari Salahudin, yang akhirnya menyisakan Raja Inggris – Richard the lion heart- ketika Raja Richard jatuh sakit, bahkan Salahuddin memenuhi permintaan Richard untuk mengirimkan es dan obat obatan kepada Raja Richards. Dan akhirnya terjadilah kesepakatan diantara mereka bahwa umat Nasrani boleh mengunjungi Jerusalem kapan saja. 

Bagi saya, dan sejauh yang saya tahu mengenai Salahuddin Al Ayyubi. Tokoh ini mencerminkan Rasulullah sebagai suri tauladan, pesan kedamaian yang dibawa Rasulullah SAW benar benar diaplikasikan oleh beliau.  Bahkan Salahuddin Al Ayyubi tidak pernah merampas harta rakyat dari daerah yang ditaklukkannya. Dan tidak pernah membedakan rakyatnya baik bagi mereka yang Yahudi, Nasrani.

Ketika beliau wafat, sebagai panglima besar semasa hidupnya harta yang ditinggalkannya tidaklah banyak, bahkan menurut sebagian orang tidak bisa membiayai penguburannya sendiri.

Lebih lengkapnya mungkin ringkasan kisah hidup Salahuddin Al  Ayyubi yang saya ambil dari Mentaritimur & ditulis oleh Sudarmadji ( numpang nge quote artikelnya yah )

Salahuddin Al Ayyubi
 Salahuddin Al Ayyubi pictures -based on wikimedia-

Meskipun seorang yang cinta damai, Salahuddin Al-Ayyubi adalah salah satu pahlawan perang yang paling tersohor di dunia. Oleh bangsa barat dikenal dengan nama Saladin.
Salahuddin Al-Ayyubi lahir di Tikrit, Irak, pada tahun 1138 masehi. Ayahnya bernama Ameer Najmudin Al-Ayyubi, yang merupakan keturun Kurdish yang menjadi pejabat di Tikrit. Tidak lama setelah kelahiran Salahuddin keluaganya pindah ke Alepo, Syria, ayahnya diangkat menjadi pejabat di Syria Utara di bawah gubernur Nuruddin Zangi ibn Aq Sonqur. 

Salahuddin tumbuh dan besar di Balbek dan Damaskus dibawah didikan ayahnya dan pamannya Asadudin Shirkhu. Salahuddin kecil terkenal sangat cerdas dan berbudi baik. Salahuddin kecil lebih sebenarnya suka belajar pendidikan agama daripada pendidikan militer. Namun keadaan pada waktu itu memaksa dirinya untuk ikut latihan militer sejak kecil. 
Pada tahun 1164, pada umur 16 tahun Salahudin memulai karirnya di militer dengan dikirimnya beliau oleh Gubernur Nuruddin ke Mesir untuk membantu Dinasti Fathimiyah menghadapi serangan tentara salib (Christian Crusader) yang bermarkas di Palestina. Hingga tahun 1169 Salahudin menjalankan tiga misi serupa.
Berkat prestasinya di militer tahun 1169, pada umur 21 tahun, Salahudin diangkat menjadi Panglima Tentara Syria dan juga pejabat tinggi (wazir) Dinasti Fathimiyah, Mesir. Sebagai panglima perang dan pejabat tinggi Salahduin mereformasi ekonomi dan militer Fathimiyah. Sehingga Dinasti Fathimiyyah menjadi makmur ekonominya dan kuat militernya. Salahudin berhasil mengusir Pasukan Salib dari Mesir.
Pada bulan September tahun 1171, pada usia 23 tahun, Salahuddin mengambil alih kekuasaan Dinasti Fathimiyyah dan kembali menggabungkan kembali Mesir dengan Kekhalifahan Abasiah (Dinasti sheljuk di Turki). . Setelah meninggalnya Gubernur Nurudin pada tahun 1174, Salahuddin memperluas kekuasaannya di Syria dan Mesopatamia. Berikut kronologinya, Damaskus (1174), Aleppo (1183) dan Al mawsil (1186). 
Dengan bersatunya kehalifahan Islam, Salahuddin berpikir bahwa ini merupakan kekuatan besar untuk mengambil alih Jerusalem dari cengkeraman kaum Salib, namun semangat juang kaum muslimin pada waktu itu loyo. Oleh karena itu Salahuddin ingin mengembalikan semangat juang kamu muslim dengan menyegarkan kembali kepahlawan dan semangat juang Nabi Muhammad Saw.Shalahuddin lantas menggagas sebuah festival yang diberi nama peringatan Maulid Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Tujuannya untuk menumbuhkan dan membangkitkan semangat perjuangan. Di festival ini dikaji habis-habisan sirah nabawiyah (sejarah nabi) dan atsar (perkataan) sahabat, terutama yang berkaitan dengan nilai-nilai perjuangan (jihad). 
Pada mulanya gagasan Salahuddin ditentang oleh para ulama, sebab sejak zaman Nabi peringatan seperti itu tidak pernah ada. Lagi pula hari raya resmi menurut ajaran Islam cuma ada dua, yaitu Idul Fitri dan Idul Adha. Akan tetapi Salahuddin menegaskan bahwa perayaan maulid nabi hanyalah kegiatan yang menyemarakkan syiar agama, bukan perayaan yang bersifat ritual, sehingga tidak dapat dikategorikan bid`ah yang terlarang. Ketika Salahuddin meminta persetujuan dari Khalifah An-Nashir di Bagdad, ternyata khalifah setuju. Maka pada ibadah haji bulan Zulhijjah 579 Hijriyah (1183 Masehi), Salahuddin al-Ayyubi sebagai penguasa Haramain (dua tanah suci Mekah dan Madinah) mengeluarkan instruksi kepada seluruh jemaah haji, agar jika kembali ke kampung halaman masing-masing segera menyosialkan kepada masyarakat Islam di mana saja berada, bahwa mulai tahun 580 Hijriah (1184 Masehi) tanggal 12 Rabiul-Awwal dirayakan sebagai hari maulid nabi dengan berbagai kegiatan yang membangkitkan semangat umat Islam.
Salah satu kegiatan yang diadakan oleh Salahuddin pada peringatan maulid nabi yang pertama kali tahun 1184 (580 Hijriah) adalah menyelenggarakan sayembara penulisan riwayat Nabi beserta puji-pujian bagi Nabi dengan bahasa yang seindah mungkin. Seluruh ulama dan sastrawan diundang untuk mengikuti kompetisi tersebut. Pemenang yang menjadi juara pertama adalah Syaikh Ja`far al-Barzanji. Karyanya yang dikenal sebagai Kitab Barzanji sampai sekarang sering dibaca masyarakat muslim terutama di pondok pesantren-pondok pesantren pada peringatan maulid nabi. Hasilnya luar festival ini luar biasa. Banyak pemuda Muslim yang mendaftar untuk berjuang membebaskan Palestina. Mereka pun siap mengikuti pendidikan kemiliteran. Sejak saat itu wilayah kekaisaran Islam di bawah kepemimpinan Salahuddin semakin berkembang. 
Walau menang di berbagai pertempuran dan mempunyai keuasaan yang besar Salahuddin tetap rendah hati dan sangat bijak. Penduduk negeri-negeri yang ditaklukan diperlakukan dengan baik, hartanya tidak di rampok. Salahuddin juga memperlakukan raknyatnya dengan sangat adil tanpa pandang bulu. Misalnya ketika dia menjadi penguasa Mesir beliau tidak hanya terkenal baik terhadap muslim namun juga terhadap penduduk kristen dan yahudi. Bahkan dokter pribadi dia adalah seorang yahudi.
Sebagai penguasa Salahuddin memperhatikan pembangunan di segala bidang, di Kairo mislanya Salahuddin tidak hanya membangun masjid dan Istana, tetapi juga universitas, rumah sakit, pasar, taman, pemukiman, tempat peristirahatan dan sebagainya. Banyak dari peninggalan Salahuddin sekarang masih bisa dilihat di Mesir dan Syria.
Pada tahun 1187 Pasukan Salahudin melakukan expedisi ke Palestina dan berhasil merebut Jerusalem dari kekuasaan Pasukan Salib. Lagi-lagi Nasrudin menunjukan kemuliaanya, beliau tidak balas dendam, pasukannya dilarang membantai penduduk sipil dan membumi hanguskan bangunan termasuk gereja-gereja. Umat kristen dibiarkan menjalankan ibadanya digereja-gereja mereka. Walau pada Perang Salib I kaum Muslimin mengalami pengalaman yang menyesakkan. Menurut catatan August C Krey dalam bukunya The First Crusade: The Accounts of Eye-Witnesses and Praticipants (Princeton & London: 1991), hanya dalam tempo dua hari, 40.000 kaum Muslimin dan Yahudi di sekitar Palestina, baik pria maupun wanita, dibantai secara massal dengan cara tak berperikemanusiaan.
Sementara itu jatuhnya Jerusalem ketangan Salahuddin membuat gempar para penguasa di Eropa Barat. Paus Gregory VII, segera memerintahkan untuk mempersiapakan perang salib edisi berikutnya untuk mengambil kembali kota suci Jerusalem untuk kaum kristen. Ini adalah awal dari Perang Salib III. Perang Salib III ini dipimpin oleh Raja Richard si hati singa (Richard the Lionheart) dari Inggris, Kaisar Frederick Barbarosa dari Jerman dan Raja Philliph Augustus II dari Perancis. Ketiga tokoh inilah yang sangat populer sepanjang Perang Salib III. Namun hanya Richard sihati singa yang bertahan sampai palestina. Kaisar Fredirick tenggelam di perjalanan. Raja Philiph II pulang kembali ke Perancis setelah kelelahan dan sakit-sakitan di tengah perjalanan.
Sebelum sampai di Jerusalem terjadi pertempuran Hebat di Arsur pad september 1191, pasukan Salib berhasil memukul mundur pasukan Islam. Namun mereka tidak bisa melanjutkan penyerangan ke Jerusalem karena gangguna musim dingin dan mereka juga banyak kehilangan pasukan. Pasukan Salib baru melanjutkan ekspedisi ke Jerusalem pada bulan Juni 1192, akan tetapi ketika perjalan baru dimulai Richard sihati singa jatuh sakit. Karena tidak tahan, Richard si hati singa mengirim utusan untuk meminta pertolongan Salahuddin untuk mengobati penyakitnya. Disinilah keteladanan dan kemuliaan Salahuddin kembali ditunjukkan, walau Richard adalah musuhnya karena dia sedang sakit dia setuju, dan beliau untuk mengirimkan bongkahan es dan buah-buahan ke Richards. (Versi lain Salahuddin datan mengendap-endap ke tenda Richard, dan mengobati penyakitnya). 
Singkat cerita Richard sembuh. Terkesan dengan kebaikan Salahuddin dan merasa pasukannya tidak cukup kuat lagi, akhirnya Richard mengurungkan penyerangan ke Jerusalem dan mengusulkan gencatatan senjata dan perjanjian perdamain dengan syarat umat kristen dari eropa dijinkan untuk berziarah ke Jerusalem. Salahuddin setuju, sehingga perang salib III berhenti sampai di situ dan sejak saat itu umat kristen bisa ke Jerusalem untuk berziarah tanpa ganggauan dari umat Islam. Richard si hati singa sendiri pulang kembali ke Inggris tidak lama setelah perjanjian tersebut.
Pada suatu pagi bulan Pebruari 1193 Salahuddin pergi keluar kota dengan naik kuda untuk menyambut kedatangan jemaah haji yang baru pulang dari Mekkah. Akan tetapi sore harinyanya dia jatuh sakit sehingga harus digotong pulang ke Damaskus. Sakit Salahuddin berkelanjutan dan akhirnya Salahuddin meninggal pada 3 Maret 1193 pada usia 55 tahun. Walau semasa hidupnya Salahudding punya kekuasaan yang besar dan merupakan salah satu Khalifah Islam yang paling dermawan ketika meninggal beliau tidak mempunyai harta. Bahkan H.A.R. Gibb, dalam bukunya “The Arabic Sources for the Life of Saladin,” menuliskan bahwa Salahuddin si pejuang besar ketika meninggal tidak meninggalkan uang yang cukup untuk membiayai penguburannya.
Sang panglima telah tiada namun keharuman namanya masih tercium sampai kini, dia disegani kawan maupun lawan, dia berjuang bukan karena harta, tahta ataupun wanita, tidak pula karena balas dendam. Dunia Islam sekarang ini menantikan dan membutuhkan kehadiran salahuddin-salahuddin modern untuk mengangkat harkat dan martabat umat Islam dalam pergaulan dengan umat-umat lain, bisa jadi anda atau anak keturunan anda, Amiin.


Pada akhirnya banyak teladan yang bisa kita ambil dari Salahuddin Al Ayyubi. Bahwa kejahatan tidak harus dibalas dengan kejahatan. Bahwa penghinaan tidak harus dibalas dengan penghinaan. Pada akhirnya semua akan berpulang pada intelektualitas masing masing, apakah kita bisa melihat suatu persoalan dari kacamata yang lebih luas atau malah malas berpikir dan kemudian membentengi diri dengan keterbatasan pengetahuan kita. Believe me, hukum sebab akibat akan berlaku sampai kapan pun. Tak akan ada asap tanpa ada api. Kalau bukan kita yang membuat perubahan, siapa lagi ??. cobalah berfikir lebih lanjut, jangan mengambil kesimpulan terburu buru. Semua agama mengajarkan kebaikan kepada umatnya, tidak ada agama yang menyerukan umatnya untuk membunuh. Berpikir positif akan mengalirkan energi positif kedalam diri kita. Saya yakin, kita semua cukup cerdas untuk tidak terprovokasi dengan kejadian kejadian dan issue issue yang ada. Life is not that simple, be smart, be wise.

Pesan damai dari Kingdom of Heaven …


from kontra narasi islam https://ift.tt/2IMyZdH
via IFTTT

0 comments:

#stop Terorisme #Kontra Narasi from kontra narasi islam https://ift.tt/2KIdbF2 via IFTTT

Jihad Dengan Perang Terjadi Saat Melawan Penjajahan Belanda


#stop Terorisme
#Kontra Narasi

from kontra narasi islam https://ift.tt/2KIdbF2
via IFTTT

0 comments:

from kontra narasi islam https://ift.tt/2tY4WKQ via IFTTT

Teroris Hanya Memberikan Kemudharatan Yang Luar Biasa Kepada Masyrakat Indonesia




from kontra narasi islam https://ift.tt/2tY4WKQ
via IFTTT

0 comments:

Asy Syaikh Sholih Bin Ghonim As-Sadlan. Fatwa Syeikh Sholih Bin Ghonim As-Sadlan. Dalam wawancara Harian “Asy-Syarq Al-Ausath” dgn Syeikh ...

Aksi Teror, Merusak Citra Islam


Asy Syaikh Sholih Bin Ghonim As-Sadlan. Fatwa Syeikh Sholih Bin Ghonim As-Sadlan. Dalam wawancara Harian “Asy-Syarq Al-Ausath” dgn Syeikh Sholih bin Ghonim As-Sadlan mengenai masalah irhab beliau berkata : “Bila kita hendak berbicara tentang irhab sudah selayaknya utk meletakkan gambaran tentang makna irhab. Apakah irhab itu secara bahasa ? dan apa yg dimaksud dengannya secara istilah ?.
Al-Irhab secara bahasa adl melakukan sesuatu yg menyebabkan kepanikan ketakutan membuat gelisah orang-orang yg aman menyebabkan kegoncangan dalam kehidupan dan pekerjaan mereka dan menghentikan aktivitas mereka serta menimbulkan gangguan dalam keamanan kehidupan dan interaksi.
Adapun maknanya dalam syari’at adl segala sesuatu yg menyebabkan goncangan keamanan pertumpahan darah kerusakan harta atau pelampauan batas dgn berbagai bentuknya. Semua ini dinamakan irhab. Ta’ala berfirman :وَأَعِدُّوا لَهُمْ مَا اسْتَطَعْتُمْ مِنْ قُوَّةٍ وَمِنْ رِبَاطِ الْخَيْلِ تُرْهِبُونَ بِهِ عَدُوَّ اللَّهِ وَعَدُوَّكُمْ“Dan siapkanlah utk menghadapi mereka kekuatan apa saja yg kalian sanggupi dan dari kuda-kuda yg ditambat utk berperang kalian meng-irhab musuh Allah dan musuh kalian”.
Yakni hal itu menyebabkan ketakutan pada mereka dan pengurungan keinginan mereka {yang tidak baik} terhadap kaum muslimin dan hal lainnya. Inilah maknanya secara istilah.Berangkat dari keterangan di atas tampak bagi kita bahwa Al-Irhab kadang boleh dan kadang haram.Al-Irhab beraneka ragam hukumnya tergantung dari maksudnya.
Keberadaan kita mempersiapkan diri menambah kekuatan latihan senjata membuat senjata dan menyiapkan kekuatan yg membuat irhab terhadap musuh sehingga tidak lancang terhadap kita agama aqidah dan individu-individu umat. Ini adl perkara yg dituntut keberadaannya pada kaum muslimin. Maka tidak pantas bagi kaum muslimin utk dilalaikan oleh Al-Lahwu perhiasan dan gemerlap kehidupan sehingga lengah dari maksud dan sasaran musuh-musuh mereka. Bahkan wajib bagi mereka utk memiliki kekuatan sebagaimana firman Allah :تُرْهِبُونَ بِهِ عَدُوَّ اللَّهِ وَعَدُوَّكُمْ“Kamu meng-irhab musuh Allah dan musuh kalian”.
Dan Nabi shollallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :وَنُصِرْتُ بِالرُّعْبِ مَسِيْرَةَ شَهْرٍ“Saya ditolong dgn Ar-Ru’bi selama perjalanan satu bulan”. .{Maksudnya adl bahwa yg termasuk salah satu ciri khas Nabi shollallahu ‘alaihi wa sallam dan umatnya adl ditimbulkannya rasa takut/gentar pada musuh-musuhnya ketika pasukan kaum muslimin masih berada dalam jarak perjalanan satu bulan dari mereka-ed.}.


Al-Irhab yg diharamkan

Al-Irhab yg terlarang adl apa yg dikerjakan oleh pelaku ini dgn cara mendatangi orang-orang yg dalam keadaan aman tentram dan lapang yg tidak mempunyai urusan dgn masalah kekuatan peperangan dan kezholiman lalu disergap secara tiba-tiba dengan pembunuhan perusakan harta benda menimbulkan berbagai macam ketakutan atau selain itu terhadap orang non muslim atau terhadap kaum muslimin. Diperkecualikan darinya apa yg terjadi antara negara muslim dan negara harby. Kalau negara memerangi negara kafir dan tidak ada antara keduanya mu’ahad atau hilif dan antara keduanya ada peperangan dan saling menyerang secara tiba-tiba maka dalam keadaan ini bagi kaum muslimin utk melakukan apa yg dengannya bisa mengalahkan musuh mereka dan menahan musuh dan kezholimannya mengembalikan harta benda mereka menjaga bumi dan kehormatan mereka dan selainnya.
Semua ini dianggap perkara yg boleh. Adapun apa yg berkaitan dgn irhab terhadap orang-orang yg aman dan lengah dari laki-laki dan perempuan kaum muslimin orang-orang non muslim dan selain mereka maka mereka itu tidak boleh diserang secara tiba-tiba khususnya kalau antara kaum muslimin dan bangsa-bangsa ini ada mu’ahad hilif dan selain itu”.
Asy Syaikh Zaid bin Muhammad bin Hady Al-MadkhalyFatwa Syeikh Zaid bin Muhammad bin Hady Al-MadkhalyFatwa Syeikh Zaid bin Muhammad bin Hady Al-Madkhaly Dalam kitabnya yg berjudul Al-Irhab Wa Atsaruhu ‘Alal Afrodi Wal Umam {Terorisme dan dampaknya terhadap individu dan umat} beliau menulis pembahasan yg sangat mengagumkan dalam menguraikan makna dan hukum terorisme.
Berikut ini adl perkataan beliau :“Manusia dalam penggunaan kata Irhab berada pada dua kutub dan satu berada di pertengahan :
Kutub Pertama : Musuh-musuh Islam dan para Muqollid-nya yg memperluas penggunaan kata irhab. Maka mulailah mereka mendengung-dengungkannya dgn berlebihan dan menggunakannya utk tiap orang yg iltizam pada agama Islam dari para ulama robbany da’i-da’i yg memperbaiki yg beriman kepada Allah dan Hari Kemudian yg mengajak kepada kebaikan dan mencegah dari kemungkaran dan berlomba-lomba dalam kebaikan. Sebagaimana mereka juga menggunakannya utk selain mereka dari orang-orang yg menyatakan dirinya sebagai da’i-da’i Islam akan tetapi berjalan di atas jalan-jalan kebodohan dalam mengajak manusia utk Iltizam dgn agama Islam dan hukum-hukum syari’atnya -menurut persangkaannya-.
Penggunaan umum ini kepada mereka dan mereka tentunya tidak ditetapkan oleh syari’at dan akal sehat bahkan tidak diragukan bahwa itu adl bentuk irhab dari mereka dgn mengatasnamakan memerangi terorisme dan menghinakan pelakunya dgn maksud utk menjelekkan nama Islam yg agung merendahkan derajat pemeluknya dan meremukkan hak-hak mereka sehingga para musuh dgn slogan- slogan yg penuh tipu daya tersebut mengantarkan mereka ke target menghalangi manusia untuk masuk Islam yg tidak ada kehidupan yg baik bagi manusia di seluruh alam ini kecuali di bawah naungannya. Karena Islam adl agama yg benar penutup penghapus dan pengganti dari seluruh agama yg diturunkan dari langit. Allah tidak menerima suatu agamapun dari siapapun selainnya tidak dari orang Arab ‘Ajam tidak pula Yahudi Nashoro dan tidak pula dari pemeluk agama apapun selain agama Islam yg hanif ini dengan dalil firman Allah Ta’ala :إِنَّ الدِّينَ عِنْدَ اللَّهِ الْإِسْلاَمُ “Sesungguhnya agama di sisi Allah hanyalah Islam”.
Dan firman-Nya subhanahu :وَمَنْ يَبْتَغِ غَيْرَ الْإِسْلاَمِ دِينًا فَلَنْ يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الْآخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ “Barangsiapa mencari agama selain agama Islam maka sekali-kali tidaklah akan diterima daripadanya dan dia di akhirat termasuk orang-orang yg rugi”. {QS. Ali ‘Imran : 85}.
Dan sabda Nabi Shollallahu ‘alaihi wa sallam :وَالَّذِيْ نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ لاَ يَسْمَعُ بِيْ أَحَدٌ مِنْ هَذِهِ الْأُمَّةِ يَهُوْدِيٌّ وَلاَ نَصْرَانِيٌّ ثُمَّ يَمُوْتُ وَلَمْ يُؤْمِنُ بِالَّذِيْ أُرْسِلْتُ بِهِ إِلاَّ كَانَ مِنْ أَصْحَابِ النَّارِ“Demi Yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya tidak ada seorangpun dari ummat ini yg mendengar tentang saya baik Yahudi maupun Nashoro kemudian dia mati dan tidak beriman dgn apa yg aku diutus dengannya kecuali dia pasti menjadi penduduk Neraka”.
Dan sabdanya :وَالَّذِيْ نَفْسِيْ بِيَدِهِ لَوْ كَانَ مُوْسَى حَيًّا مَا وَسِعَهُ إِلاَّ أَنْ يَتَّبِعَنِيْ“Demi Yang jiwaku berada di tangan-Nya seandainya Musa hidup niscaya tidak ada keluasan baginya kecuali harus mengikutiku”.
Kutub kedua : Mereka yg ekstrim dalam menafikan {baca : meniadakan} segala bentuk irhab dan para pelakunya dgn penafian secara umum dimana mereka menganggap bahwa kalimat irhab itu hanyalah tenunan orang-orang Yahudi dan Nashoro dan para muqollid-nya dari orang-orang sekuler dan para pengekor syhwt (**) menurut batas ungkapan mereka.Orang-orang yg ekstrim di dalam penafian Al-Irhab ini mereka adl yg tertimpa oleh musibah At-Tanzhimat rahasia dan kelompok-kelompok Hizbiyah utk menentang segenap pemerintah di seluruh alam Islami sesudah mereka menganggap bahwa mereka adl orang-orang yg sudah kafir atau fasiq lagi berbuat zholim krn mereka berhukum dgn selain dari apa yg diturunkan oleh Allah.
Kemudian mereka bergerak dgn strategi utk menggulingkan pemerintah dengan menggunakan berbagai cara yg ngawur seperti Al-Ightiyal {pembunuhan secara rahasia} terhadap para pemerintah dan pejabat-pejabat pemerintahannya peledakan di tempat-tempat umum maupun khusus sebagai bentuk penyembuhan balas dendam dan makar hizbiyah menurut sangkaan mereka. Dan aksi-aksi ini menyebabkan tersebarnya ketidakstabilan di dalam masyarakat terjadinya goncangan keamanan disebabkan apa yg mereka susupkan ke tengah masyarakat dari bentuk irhab secara nyata maupun pemikiran dan terjadilah kegoncangan pada zaman ini yg diketahui oleh kawan maupun lawan disebabkan krn kelakuan-kelakuan yg kosong dari Al-Bashirah dan sandaran terhadap manhaj dakwah kepada Allah di atas petunjuk Nabi yg mulia.Kemudian beliau berkata : “Dan pendapat yg pertengahan yg nampak dari nash-nash syari’at dan kaidah-kaidah ahli fiqih dari para ulama salaf yg dgn jujur mencari petunjuk dari Allah sehingga ditunjuki oleh Allah jalan yg lurus dan mendapatkan anugerah ilmu yg bermanfaat yang membuahkan amalan sholeh di tiap zaman dan tempat dan tiap waktu dan keadaan.
Irhab dgn dua bentuknya adl perkara yg terjadi dan nyata dan tidak ada yg mengingkarinya kecuali orang-orang yg memiliki penyesatan dan penipuan terhadap manusia utk menutupi tanzhimat jama’ah dan kelompok-kelompok hizbiyyah mereka. Dan ada dua jenis : Jenis yg disyari’atkan. Disyari’atkan menurut nash Al-Kitab dan As-Sunnah yaitu irhab terhadap orang-orang non muslim dan orang-orang munafiqin. Adapun orang-orang non muslim dgn mempersiapkan kekuatan perang utk meng-irhab mereka dgn senjata dan meng-irhab mereka dgn ancaman yg keras sebagaimana dalam nash-nash Al-Kitab dan Sunnah.
Ta’ala berfirman :وَأَعِدُّوا لَهُمْ مَا اسْتَطَعْتُمْ مِنْ قُوَّةٍ وَمِنْ رِبَاطِ الْخَيْلِ تُرْهِبُونَ بِهِ عَدُوَّ اللَّهِ وَعَدُوَّكُمْ وَءَاخَرِينَ مِنْ دُونِهِمْ لاَ تَعْلَمُونَهُمُ اللَّهُ يَعْلَمُهُمْ .. الآية.“Dan siapkanlah utk menghadapi mereka kekuatan apa saja yg kalian sanggupi dan dari kuda-kuda yg ditambat utk berperang kalian meng-irhab musuh Allah dan musuh kalian dan orang-orang selain mereka yg kalian tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya”.
Dan persiapan tersebut berasal dari negara-negara Islam yg Allah telah memuliakannya dengan diberikannya seorang wali yg berhukum dgn Al-Kitab dan As-Sunnah dan telah mengangkat bendera jihad dgn seluruh makna yg terkandung dalam kalimat jihad itu ketika telah terpenuhi syarat-syaratnya dan hilang penghalang-penghalangnya. Bukan dgn cara yg ngawur yg akan menghancurkan dan tidak membangun merusak dan tidak memperbaiki.Adapun orang-orang munafiq maka irhab terhadap mereka adl dgn hujjah dan dalil sehingga tercabut hati-hati mereka hingga tenggorokan mereka krn mereka mengira bahwa tiap-tiap teriakan yg keras ditujukan kepada mereka. Mereka itulah musuh maka waspadalah terhadap mereka; semoga Allah membinasakan mereka.
Bagaimanakah mereka sampai dipalingkan? Dan demikian pula yg datang dari As-Sunnah yg suci tentang cara irhab orang-orang muslim mu’min dan muhsin kepada orang-orang non muslim munafiq dan orang-orang yg sewenang- wenang dgn pedang tombak hujjah dan dalil. Dan sungguh nampak hal tersebut dalam medan peperangan yg penuh keberanian ketika bertemu di dalam medan tersebut dua pasukan ; tentara iman dan tentara besarnya orang non muslim dan orang-orang yg melampaui batas sebagaimana dikenal dalam siroh Nabi Shollallahu ‘alaihi wa sallam dan Khulafaur Rasyidin Al-Fatihin dan siapa yg berjalan di atas jalannya mereka dari kalangan orang-orang yg beriman lagi berjihad dan mereka tidak mengadakan perubahan-perubahan/penggantian. Maka ini adl perkara yg sangat jelas dimana dia tidak memerlukan banyak dalil dan penjelasan. Dan jenis yg tidak diperbolehkan sama sekali yaitu yg telah dijelaskan sebelumnya secara terperinci disertai dgn contoh dan bentuk-bentuknya yg beragam di dalam berbagai persoalan. Dan jenis inilah yg berhak utk dinamakan dgn nama irhab karena di dalamnya ada pemberian/penyebab timbulnya rasa takut dan menakut-nakuti baik secara langsung maupun secara ma’nawi”.
www.an-nashihah.com
Sumber : file chm Darus Salaf 2


from kontra narasi islam https://ift.tt/2KCAsZ8
via IFTTT

0 comments: